7 Warna pelangi

Ini adalah awal dari tulisan saya,, senang rasanya bisa berbagi inspirasi dengan teman-teman… :)
7 Warna Pelangi

Merah
Sebuah kisah yang bermula dari perkumpulan seru di sore itu,, hmm,, kumpulan apa sih ??,, lanjut yah bacanya ,, hehe,,,sore yang indah dimana ada beberapa anak ( anak muda loh!!,, gaul dikit, culun dikit, cuek banget,tapi pinter koq..) berkumpul dalam tawa, candanya. Entah kenapa anak – anak ini tak berhenti membicarakan apa yang ingin ia capai kelak di masa depan nya, anggota dari kumpulan anak ini bernama : shela, agus, disah, ari, dan dira. Anak – anak keturunan jawa yang masih suka medok kalau bicara pakai b.indonesia.
Ini beberapa karakteristik dari komunitas geng jawa tersebut :
Shela : Perempuan yang punya badan proposional antara tinggi dan gemuknya,kulit kuning langsat, tampilan wajah cantik, optimis, pinter,
Disah : kurus, tinggi, wajah kayak artis Nabila syakib, kulit hitam, kadang-kadang suka nething ( negative thinking ).
Dira : wanita berjilbab , manis, kulit kuning langsat, berbadan sedikit gemuk, tinggi  yang selalu pendiam,  kalem lah pokok’e
Agus : kulit putih, sok ganteng ( muka ganteng tapi tampilan culun, hmm.. sayangnya agus gak pernah sadar sama tampilannya..), berkaca mata, bertindak dengan tujuan yang selalu di tutup2i
Ari : cwo tulalit.. pelupa,,dan yang pasti suka ribet sendiri.. kulit hitam,, wajah manis.. yah pokok’e hitam manis lah..
Yang jalas 5 orang ini adalah kumpulan anak-anak jutek, pinter ( sedikit lah..), pemimpi besar, sayang sama orang tua, taat ibadah, baik hati, tidak sombong, bukan orang kaya, bukan anak manja, dan pastinya JAWA
Ini lah Beberapa dialog yang berhasil saya rekam dari percakapan mereka.. J di taman sore itu…
Shela : hmm,, tadi aku seharian loh bayangin aku dadi manajer n’eng limo perusahaan..
Disah : kamu pantes’e jadi ibu rumah tangga  aja shel.. haha ( ngeledek )
Temen2 yang lain ikut senyum2 dikit…
Agus : km jadi menejer.. aq jadi direkturnya ya sel.. hehe
Dira : eh,, iyo shel.. aku juga sering banyangin kalau aku bisa jadi dokter yang baik hati dan tidak sombong, itu lohh kayak di acara  “ Pengabdian “ yang di trans,, baik-baik ya dokternya.. plus cantik-cantik pula.. aq banget itu sel… iya toh..
( Shela dan temen2 yang lain memandang dengan sedikit sinis..)
Agus : ( sambil buka snack yang di pegang ) yah .. klo masalah menghayal itu sih jago nya kaum laki-laki .. iyo kan ri ..?
Ari : ( bingung dengan apa yang di ucapkan agus *tulalit-tulalit* maklum gi baca buku) hah.. apah..? menghayal yah,, aq menghayal jadi itu… apa namanya,,, itu maksudku aq menghayal bisa jadi direktur.. kan enak kalau jadi pemimpin tinggal ngatur2 tok…
Disah : terserahlah,,’’ hayalan tingkat tinggi’’ koyok lagune Peterpen,, xixixi
Sela : mang km gak pernah menghayal, toh,, ? ( sambil makan snack )
Disah : pernah lah sel,, ( sambil mengintip buku yang dibaca Ari ) aq menghayal jadi artis shel hehe
Agus : gak pantes km Dis, yang pantes aq , aq pantes jadi actor terkenal hahaha,,
            Berbincangan yang lama di taman membuat matahari berubah warna, keinginan untuk pulang kerumah sudah pasti muncul di benak masing-masing.
Shela : udah yuk pulang,, ( berdiri dari bangku taman dan di ikuti dengan yang lainnya )
Ari : eh.eh.. tunggu .. ini snack nya belum abis aq bawa aja ya.. ( ribet masukin buku, snack dll ke dalam tas) sementara yang lain sudah tak terlihat.
            Mereka pulang kerumah masing – masing dan melalukan kegiatan masing-masing, tapi intinya mereka terus teringat dengan hayalan dan mimpi-mimpi mereka,
Dira yang sehabis Sholat langsung membaca surat yasin dan berharap agar doanya terkabul, inilah doa Dira :Ya ALLAH Dira mau lulus ujian nasional dan bisa lulus seleksi fakultas kedokteran di perguruan tinggi negri, supaya Ayah gak berat biaya’in dira, Dira mau sukses Ya ALLAH,  Dira sayAng Ayah dan Ibu,, Ya ALLAH kambulkanlah Doa Dira..Amin…
Shela buka buku pelajaran mengerjakan tugas  sambil mikirin mimpinya, maklum orang tua sela sangat mendukung sela, orang tua sela salalu berkata “ kamu harus lebih baik dari kami shel “ kata-kata yang selalu bikin semangat sela dan selalu membuat shela optimis.
Agus buka buku-buku motivasi cari cara buat sukses, menurut agus orang tua agus bukanlah pendukung yang baik, semua tindakan yang dilakukan agus kadang-kadang tak di setujui atau di remehkan oleh orang tuanya, padahal maksud dari orang tua agus bukan seperti itu tapi karena lebih ke rasa khawatir kepada Agus, maka dari itu Agus kalau bertindak suka nutup2in tujuan nya.
Ari yang lagi bingung nyari kegiatan di malam itu, akhirnya dia duduk di depan rumah sambil menatap bintang yang indah, terus teringat percakapan teman2 di sore tadi, dia berpikir bagaimana cara menggapai cita-citanya yang setinggi bintang itu, dia berfikir dan berpikir sampai dia lupa apa yang sedang dia pikirkan,( huh,, tulalit nya kambuh ).
Disah merenung sendiri di kamar, disah yang awalnya masa bodo sama percakapan temen-temennya mulai terfikir akan cita2nya di dalam renungan nya tersebut, Disah adalah anak yang beruntung memiliki orang tua yang salalu semangat mendukung disah, Disah sering mengalami putus asa jika dia gagal, tapi orang tua Disa lah yang selalu membantu Disah bangun dari jatuhnya, membantu memunculkan semangat dari lelah nya, orang tua Disah selalu optimis kalau Disah bisa mencapai apa yang Disah mau, tapi Disah sering berfikir negetif dengan kemampuannya.
Pagi yang indah membangunkan 5 anak remaja pemimpi besar itu, sholat subuh, rapih-rapih tak lupa mereka kerjakan, hmm.. pagi yang indah, dingin di desa Rowolaku Pekalongan anak-anak bergerombol menuju sekolah, beberapa orang terlihat berlari-lari kecil di antara gerombolan anak-anak sekolah yang sedang berjalan di pinggir jalan.
Disah.. disah.. disah assalam mu’alaikum ( suara Dera dan Sela )
Disah : wa’alaikum salam,  iya.. bentar.. ( sambil buru-buru ambil sepatu )
Ibu Disah : ( keluar ) eh Dira, Shela,, kalian udah sarapan nduk ? loh Ari dan Agus kemana ?
Dira : udah bu ( senyum )
Shela : iyah,, udah Bu, Ari sama Agus naik motor kutukkannya si Agus, biasa lah anak culun tapi gayane sok guanteng,, xixi
Disah : wess Bu, kita mau berangkat Assalamu’ alaikum ( sambil cium tangan ibu kesayangan dan di ikuti oleh kedua temannya )
  Sampailah mereka di sekolah yang biasa tapi bermakna, terdengar suara murid bercanda namun beberapa murid hanya duduk diam di pinggir lapangan ( mungkin belum sarapan kali.. ), saat mereka bertiga sampai di depan kelas, kelas sepi, seperti belum ada seorangpun dari penghuni kelas yang datang, kelas 3 IPA 3 itu lah kelas mereka berlima, saat mereka masuk ternyata penghuni kelas 3 ipa 3 sibuk mengerjakan, mencontek tugas biologi ( maklum guru biologi nya galak ). Ari dan Agus yang datang lebih awal, terlihat sudah mulai kusut karena ribet mondar-mandir nyari contekan,, hadeh..
Ari : udah pada ngerjain tugas belum ? aku lupa loh.. kalau hari ini ada tugas.. ( memang dasarnya sudah pelupa )
Agus : kamu kan emang gak pernah inget apa pun ri ..! ( sambil nulis tugas anak lain, padahal anak itu juga belum selasai nyonteknya )
Dira dan Disah : iyah lupa !!
Shela : tenang-tenang!! Aku dah slesai koq !! ( sambil manaruh tas diatas meja dan mengeluarkan buku ) hmm…emangnya semalam kalian kerjane opo toh, koq lupa kalau ada tugas ?? ( sambil memberikan buku ke mereka ber empat )
Di saat seperti ini memang hanya Sela yang bisa di andalkan,,,,, teman-temannya yang lain belum sempat memikirkan jawaban dari pertanyaan shela, karena saking sibuknya menulis.
Beberapa menit berlalu mereka selesai mengerjakan tugas dan bel masuk pun berbunyi, semua anak berjalan, berjalan cepat, bahkan berlari, masuk kekelas masing-masing, halaman sekolah sepi tak ada canda dan tak ada pelamun di pinggir lapangan. Kegiatan sekolah berlangsung singkat, bel pulang berbunyi,, mereka berlima berkumpul di kelas saat teman-teman yang lain sudah keluar kelas, seperti biasa mengatur jadwal janjian nongkrong bareng sambil mengerjakan tugas kelompok, setelah itu mereka pulang kerumah masing-masing.
Sore yang cerah di taman desa, itu lah tempat favorit mereka… kumpulan remaja ini sering sekali berkumpul di taman ini, inspirasi-inspirasi canda tawa mereka selalu muncul disaat mereka dalam kebersamaan, dan sore ini pun suara kumpulan geng Jawa terdengar lagi di taman ini..
Shela, Dira dan Disah yang sudah duduk di taman lebih awal dengan tumpukan buku dan beberapa biscuit di atas meja, tetapi beberapa menit kemudian tawa dan kata2 yang mereka ucapkan pecah, ketika mereka mendengar suara brisik tapi aneh.
Plek..plek..plek..bremm..bremm..errrrr,,plek..keplek..plek..berr..plek..plek ( motor Agus yang suaranya aneh makanya disebut motor kutukan )
Shela, Dira, Disah memandang agus dengan tatapan aneh,,, mungkin karena di sore ini Ari tak terlihat.
Disah : Ari mana gus koq gak kelihatan ?
Agus : ( sambil parkir motor ) Gak tau, tadi pas aq lewat depan rumahnya Cuma ada mbahnya bawa-bawa clurit, aq mau manggil dia jadi takut, tumben mbahnya ari  lagi keliatan serem,, nanti juga dia kesini sendiri kalau inget..
Shela : masalahnya Ari kalau gak di jemput, mana dia inget kalau kita kumpul. Dia kan pelupa.
Dira : ya udah.. kita lanjutin ja belajarnya, kalau masalah tugas kelompok nanti malem biar aq yang kasih materinya ke dia.. okeh..! ( sambil menulis )
Dira dan ari rumahnya hanya berjarak 100m, mereka berdua juga punya kesamaan nasib, orang tua mereka bekerja di kota Jakarta, Dira dititipkan oleh Bu de dan Pak de nya sedangkan Ari dititipkan oleh kakek dan Neneknya, mereka berdua hanya bertemu dengan ke dua orang tuanya pada saat musim mudik  ( lebaran maksudnya ).
Sipp.. ( sahut teman-temannya..)
Shela : eh.. iya, tadi pagi kenapa kalian lupa ngerjain tugas ? gak biasanya komunitas ini jadi
pemalas.. ( sambil melirik kesemua teman-temannya )
Agus : gara-gara kamu shel !!
Disah dan dira mengangguk kepala,, tanda setuju dari ucapan Agus..
            Shela : koq aku…
Disah : iya toh, kamu kan yang mulai-mulai cerita2 hayalan,, terus nyambung ke kita-kita, aq malemnya kepikiran loh shel.. trus lupa ngerjain tugas..
Dira dan Agus : He’em..
Shela : Aduh.. bukannya km tuh masa bodo ya dis,, sama omongan ku kemarin.. koq jadi kepikiran juga toh.. hehe.. mang km cita-cita nya mau jadi apa sih ?
Disah : aq mau jadi pemimpin shel..
Agus : presiden maksudmu.. ( senyum dikit, tanda ngeledek )
Disah : aq gak muluk-muluk Gus, aq mau jadi Gubernur aja..
Shela :terserah Dis, yang penting klo punya cita-cita jangan tanggung-tanggung,,, aq pengen bisa belajar di luar negri dis,,, aq mau belajar dari orang-orang luar biasa di dunia, aq mau jadi salah satu dari mereka, aq mau membuat sejarah dis, aq mau nama qu gak pernah mati,, disini di desa ini, di kota ini, dan Negara ini..
Agus: mantab shela…
Disah Kata nya km mau jadi artis, koq ganti sih,,.
Disah : enggak jadi,, kamu ja yang jadi actor terkenal gus
Agus : enggak ah aq mau jadi Motivator kayak Mario Teguh aja deh.. hehe
Dira yang sejak tadi tidak terdengar suaranya tiba-tiba berkata ‘’aq Mau jadi Dokter plus punnya rumah Sakit”
            Shela : Amin…..
            Percakapan mereka selasai saat Dira harus buru-buru pulang ke rumah,, mereka semua pulang dengan wajah yang penuh semangat..
Malam yang indah ketika bintang-bintang muncul dan satu bulan bersinar terang, di saat langit hitam yang menggantikan langit biru, disaat suara binatang-binatang kecil seperti jangkrik, katak, mulai terdengar, malam yang riang ba’da isya, dimana terlihat anak kecil berlari bermain petak umpat dan kembang api inilah desa yang indah tempat tinggal 5 pemimpi besar itu.
            Ari.. assalamualaikum …!! Tok.. tok..tok.. ( suara Dira sambil mengetuk pintu )
Ari keluar dari rumah.. “wa alaikum salam kenapa dir ?
Dira : km kenapa, tadi gak ikut belajar kelompok, aq mau kasih materi buat presentasi besok..
Ari : Aq lupa, habisnya tumben si Agus gak jemput aq… tadi  temen-temen bahas apa aja Dir selain ngerjain tugas ?
Dira : biasalah.. kegiatan kita
Ari : Owh.. ( seolah-olah mengerti dengan apa yang biasa dilakukan teman-temannya )
Dira : udah ya Ar,, mau pulang dulu..
             Kayaknya lagu expresikanlah punya Bondan and fade 2 black cocok menggambarkan suasana hati mereka

            Merah di hati masing-masing komunitas pemimpi besar, mereka sekarang bisa lebih berani mengungkapkan mimpi-mimpinya, kemerahan semakin membara ketika meraka mengingat bisa membuat orang-orang yang mereka sayang tersenyum bangga, ketika bisa mewujudkan kesuksesannya tersebut.
            Merah keberanian dari masing-masing remaja yang terpancar, mereka lebih berani melangkah dan bertindak. Semua tahu dalam setiap usaha dan prossesnya selalu ada halangan dan rintangan namun bagaimana mreka bisa menahadapi?,  seberapa hebat mereka melangkah? Hmm… penasaran nih.. klo gitu lanjutin  yach bacanya..!!!

JINGGA
            Ini adalah masa dimana mereka sudah mulai terlihat masa-masa remaja di antara mereka, disaat mereka mengerti bahwa jatuh cinta adalah hal paling menajubkan di bumi, masa-masa dimana mereka mengerti apa yang benar-benar mereka rasakan pada diri mereka, mereka bukan anak-anak yang bingung dengan perasaan mereka sendiri, hal ini dirasakan oleh salah satu dari kelompok tersebut inilahAgus yang berubah menjadi sosok pujangga tapi tak pandai membuat puisi,
Hari-hari nya berubah semenjak bertemu dengan Alis, Alis adalah gadis kota yang kebetulan pulang ke kampung halaman untuk bertemu neneknya pada liburan sakolah. Gadis manis ini adalah tetangga Agus, sudah pasti agus telah mengenalnya saat masa kecil dulu, tahun-tahun demi tahun berlalu hingga sekarang mereka telah berubah menjadi sosok remaja yang selalu ingin tau dunia.
            Saat suara ayam itu terdengar berkokok, sedikit kabut yang masih menyelimuti suasana pagi, dan burung-burung berkicau indah saat itu Agus duduk di kursi teras rumah menikmati dinginnya pagi ketika itu juga pandangan Agus lurus ke depan ‘bukan karena sedang memperhatikan kacamatanya yang kotor loh!’ tapi memandang salah satu rumah didepannya, entah dia terpaku dengan gadis yang sedang bercakap-cakap dengan salah satu tetangga yang lain di depan rumah tersebut, agus bertanya-tanya dalam hati, “mungkinkah gadis itu Alis? “ Apa Alis masih ingat dengan aku ?” benerkah dia Alis ?”
Terlalu lama Agus memperhatikan gadis itu tanpa memalingkan pandangannya, semua itu karena rasa penasarannya, Alis yang tersadar bahwa dia sedang diperhatikan oleh Agus, dia pun menoleh dan tersenyum manis kepada Agus, karena Alis pun tidak yakin kalau laki-laki yang dia lihat adalah Agus maka Alis pun mengawali percakapan dengan berkata “ kamu Agus kan ?”
Dengan senyum dan semangat agus pun menjawab “ iyah, Alis pa kabar udah lama kita gak ketemu kamu sekarang beda  ?”
Alis tersenyum dugaannya benar laki-laki itu adalah Agus “aku baik, iyah udah lama gak ketemu kamu sekarang jadi tambah culun gus hehe!”
Agus : “ ah..km bisa aja “ ( sudah terbiasa di bilang culun sama teman-temannya )

Category: 0 komentar