semua nama samaran 😀
1 semester pertama dikota itu, 1 minggu pertama saat itu hal yang berat aku kacau tentang impian ku yg lain, saat bertahan karna untuk bahagia nya orang tua, kalian yg menemani aku 1 semester itu, terimakasih dan sungguh aku tak pernah ingin melupakan kalian walaupun semenjak tangisan dan pertengkaran itu terjadi kita ber 5 tak pernah berkabar bahkan saat tidak sengaja berpapasan di jalan dan lorong kapus dan sekitarnya kita semua seperti orang asing yg berlalu lalang (lucu ya atau sangat ego kah kita 😁) padahal kita ber5 sering makan bareng entah pagi, siang, atau malam, menyiapkan semua peralatan ospek bareng sampai jam 2 pagi, saur bareng pulang pergi kerumah naik bus bareng #ahsudahlah , aku berdoa kalian baik2 saja sekarang dan terimakasih aku belajar meringankan rasa egois dari kejadian itu, lebih dewasa dan banyak hal (semoga),
lucu, sendu, kalau diingat, pada saat2 renggang itu saat itu aku cuma mau sendiri bukan trauma untuk berteman, tapi sendiri buatku lebih tenang,
tentang kamu Rere yang jatuh cinta pada Dimas, banyak berjuang untuk Dimas meluluh kan hati mamanya Dimas dan banyak lagi, tentang kamu Rere yang seatap 1 kamar denganku, yg mendiamkanku, yang tak menyimpan nomor ku.
sakit saat aku mengabarkanmu "aku akan pulang lebih malam maaf kalau nanti aku pulang manganggu tidurmu dan km membalas "ini siapa?" balasan pesan singkat itu kamu lakukan gak cuma sekali tapi berkali-kali-kali setiap aku mengirim pesan atau menelpon mu, selalu tak pernah menjawab pertanyaan2 kecil ku kita benar2 tak pernah berkata walaupun seatap #kita seatap loh atau kita sahabat kan? aku sakit banget loh, diperlakukan seperti itu,
aku sudah mulai tak tahan dengan perlakuanmu, aku cerita pada nila, nila lah yang jadi penengah diantara kita, aku menangis saat bercerita pada nila karna benar itu sangat menyakitkan,
kita bertiga (tanpa Dimas dan Rizal) mulai bicara diawali dari nila
nila : Re kenapa diemin lala?
Rere : gak kenapa-kenapa,
aku mulai terusik dan mulai berbicara
aku : gak kenapa-kenapa kamu yakin?
nila : kamu suka sama Dimas
Rere diam
aku : Re aku sama Dimas gak ada apa-apa andaipun kamu sama Dimas aku dukung kamu, (aku mulai menitikkan air mata) aku disini mau belajar Re, aku cuma mau nurut sama ortuku aku gak kepikiran untuk punya pacar disini re.
Rere : aku nyaman kalau pulang bisa bersandar dipundak dia aku pura-pura tidur dipundaknya setelah kamu turun dari bus, saat aku sama dimas cuma berdua, aku banyak bantuin dia, aku satu SMA sama dimas, aku kenal keluarganya, kamu orang yang baru dateng la, tapi kenapa dia suka sama kamu, ejek2an aku kelian berdua cuma ejekan sesaat yang sebenarnya aku sesak la,
disini aku cuma ngerasa bersalah, bingung karna aku gak tau tentang jawaban dari pertanyaan "kenapa?"
aku : aku minta maaf kalau selama ini aku salah, tapi demi apapun aku cuma orang biasa, aku takut juga kalau sama Dimas, aku yakin keluarganya gak akan terima aku, seperti mereka terima kamu, kamu tau , aku cuma anak pedagang, aku juga udah jelasin ke kamu klo aku disini cuma mau belajar
Rere : aku iri sama kamu la, kamu bisa smsan sama dia, bisa makan malem berdua, dia bisa duduk lama2 dikosan kita kalau ada kamu, dia bisa bilang "nanti" ke orang tuanya pas lagi maen dikosan kita padahal orang tuanya lagi nungguin Dimas di kosan Dimas
aku : sumpah re aku gak pernah nganggap itu hal yang istimewa, aku gak pernah ngerasa sadar dia suka sama aku, aku bener2 fokus untuk hal lain disini
nila : udah ya re, lagian lala juga udah jelasin dia gak mungkin sama Dimas,
kita bertiga terdiam setelah ini seminggu rere mau bercakap2 ringan denganku seminggu itu semua kembali normal,
kembali ke saat kita berlima bertemu kita berlima berbeda jurusan dikampus dipertemukan secara tidak sengaja oleh takdir, benar cuma say "helo" dan berteman. Dimas yang berjurusan teknik tempat kuliahnya berbeda kota dengan kita ber 4 dia kota cilegon, kita berempat dikota Serang, seminggu 3 kali, 2 kali berkunjung ke Serang,
aku benar2 berusaha menunjukan aku biasa saja pada dimas, dan benar2 berusaha mendekatkan rere dangan dimas, saat dimas berkunjung, aku akan bilang "silakan" dan saat dimas sampai aku akan pura2 ada jadwal mengerjakan tugas kelompok dikosan teman, jadi rere bisa bersama dimas tanpa aku kan, aku mulai menjauh dari Dimas dan sedikit2 aku mulai menjelaskan tentang rere ke Dimas, tapi dimas malah menjauhi kita semua, dimas pergi rizal pun pergi
Rere mulai marah lagi dengan ku tak bicara tak sapa dan benar2 memojokan aku, karna aku dianggap salah lagi, sudah mendekatkan mereka yang jelas2 dimas tak pernah jatuh cinta pada rere aku mundir perlahan, pertemanan ini aneh buat ku, aku kah yang egois, aku kah yang salah, atau apalah.
aku mulai mencari tempat kos baru, aku menemukan dan 1 semester aku ngekos sendiri itu lebih tenang buatku,
nila dan rere akhirnya 1 kosan, tapi aku tak pernah tau 1 tahun mereka sekosan akhirnya nila juga pergi meninggalkan rere, kali ini aku tak tau apa yang terjadi antara mereka berdua, yang jelas saat nila pindahan aku dan pacar nila turut membantu tapi rere tak nampak saat itu,
cerita satu semester yg jauh dari kata lengkap