Diantara
Hujan
Maret
ini, masihkah di sebut bulan hujan entahlah aku merasa bulan desember atau
januari lah yang lebih cocok disebut bulan hujan, tapi tak masalah bagiku aku tetap menemukan hujan di bulan maret ini.
Perkenalkan aku Nafisa Restain, kamu boleh panggil aku Nafis atau Resta, tapi
aku senang di panggil Resta.
Resta..
Resta.. Resta... ( ini suara ibuku yang memanggil ku untuk segera beranjak dari
tempat tidur)
Iya,,
( aku menjawab dengan malas sambil beranjak dari tempat tidur untuk menuju kamar
mandi )
Hahaha
aku memang anak malas,, Maaf bu dan terikasih atas panggilan setiap paginya,
Aku
beruntung pagi ini aku bisa menikmati hujan dan minum teh. Kamu tau aku
mencintai hujan, aku tinggal di dataran yang cukup tinggi hingga aku tak punya alasan
untuk membenci hujan, aku suka sejuknya, dinginnya, bau yang muncul saat hujan
mulai turun, dan masih banyak lagi.
Aku
bergegas menyiapkan diri untuk mata kuliah pertama di kampus, sampai dikampus
hujan masih turun, beberapa teman belum hadir begitupun dosenku belum terlihat,
kampus disinilah aku bertemu Angga sosok laki-laki biasa menurut kebanyakan
orang tapi tidak buat ku, hmm komitmen ku untuk tidak memiliki status pacaran
sampai pendidikan ku selesai ku pertahankan, padahal dalam hatiku aku ingin punya
status bersama Angga bukan cuma sekedar teman atau sahabat, tapi tak masalah
buatku, aku tetap bisa akrab dengan dia tetap membutku bahagia.
Angga
: “Resta, pasti hari ini lagi seneng banget deh”
Aku
: (sedikit terkejut dan menengok kearah Angga) seneng kenapa ?
Angga
: “Hujan Res” (sambil tersenyum)
Aku
tersenyum
Iya
aku memang pengagum hujan, aku juga pengagum kamu tapi kamu tak pernah
mengetahuinya.
Pertanyaan
yang muncul setiap aku melihat kamu Angga “ ada gak ya orang lain yang kamu
cinta, kalau ada aku inginnya cuma aku
yang tersimpan jauh di hati dan pikiran
kamu” tapi ragu ku selalu muncul, seperti hari kemarin yang mendung tapi tak
menurunkan hujan, kamu ya kamu tak pernah terlihat dengan gadis lain tapi juga
tak pernah bilang suka sama aku atau
gadis lain, cuma itu yang aku tahu, semoga aku tak salah.
Beberapa
saat kemudian kelas mulai penuh tapi Dosen tak kunjung terlihat, dan staf dari
jurusan memberitahukan bahwa dosen berhalangan hadir, wah hari ini kelas
kosong. Angga mengajakku ke kantin, kali ini dua sahabatku tidak dalam kelas
yang sama jadi mungkin hari ini aku hanya berdua dengan Angga.
Aku
sudah terbiasa dengan Angga, yang membuatku tak biasa cuma perasaanku yang
aneh, tapi aku benar-benar mengerti apa yang aku rasakan aku bukan anak umur 12
tahun lagi jadi aku paham dengan semua rasa di hati ini.
Hujan
tetap turun saat kami duduk dikantin yang lumayan ramai coklat panas dan pisang
bakar keju menu yang pas untuk kami di waktu hujan ini, tidak ada topik yang istimewa
dalam pembicaraan kami. Seperti biasa kami hanya membicarakan tugas kuliah.
Bergosip tentang teman sekelas dan sebagainya.
Aku
masih penasaran tentang dia yang masih sendiri, karena kami memang sahabat
dekat sepertinya tak salah jika aku bertanya, kalau tentang aku ku rasa semua
sehabatku tahu persis semua alasanku tentang hujan, tentang kesendirian dan
sebagainya. Ya aku mau mengakhiri rasa penaranku pada Angga. Kata-kata ku
keluar
Aku
: “Angga lo kenapa sih masih sendiri aja ?”
Angga
: “( sambil menatapku ) hmm,, gpp gw ngikutin lo Res,, haha
Aku
: “serius ? lo kan cowo gak bisa diem ngapain ngikutin gw, munah deh”
Angga
: “haha ,, gw males aja gw sering pdkt sama cwe tapi gak ada yang bikin gw
nyaman, jadi gw males aja”
Aku
: “berarti lu udah sering php-in cwe dong ? parah”
Angga
: “hmm,, semoga mereka gak kenapa-kenapa yah”
Arrggg..
menyebalkan sekali sepertinya aku mengagumi orang yang salah, ah sudahlah Angga
tetap sahabatku.
Beberapa
menit kemudian makanan ku habis, aku ingin langsung bergegas pulang
Aku
: “Angga gw mau langsung pulang yah”
Angga
: “owh iya.. hati-hati res”
Aku
belum beranjak dari tempat duduk, tiba-tiba suara perempuan memanggil Angga dan
menghampiri kami.
Perempuan
itu : “kamu Resta ya sahabatnya Angga? Angga cerita tentang kamu? Kenalin aku
Putri pacarnya Angga ( sambil menyodorkan tangan) ”
Aku
: “(bersalaman dengan Putri ) iya, owh.. pacarnya Angga,, Angga lo pinter
banget cari pacar.. cantik loh”
Angga
hanya diam dan tersipu malu, mungkin kerena sebelumnya dia telah bicara bohong
pada ku.
Aku
: “Gw pulang duluan yah,,, mau menikmati gerimis ( pungkir ku )
Putri
: “owh,, iya udah hati-hati resta”
Aku
: “iya” (tersenyum)
Iya
aku berjalan diantara hujan kecil tanpa payung, mungkin kebisaan ku ini
membuatku kebal akan penyakit yang ditimbulkan dari hujan, makanya aku tak
punya alasan untuk membenci kamu hujan, sesebal-sebalnya aku akan Angga aku tak
pernah ingin kesal, menangis, atau marah jika diantara hujan, aku cuma mau
bahagia jika diantara hujan.
Mungkin
menurut mendapat orang hujan adalah sarana yang pas untuk menutupi tangisan
tapi tidak buatku, justru sebaliknya hujan sarana yang tepat untuk membuatku
bahagia aku suka sejuknya, dinginnya, baunya, tetesan airnya.
Aku
dan Angga tetap sahabat walaupun Angga tak pernah mengetahui aku pernah
mengaguminya, ah tak masalah buatku aku bahagia jika dia bahagia walaupun bukan
bersamaku. Aku berharap suatu saat aku bisa menemukan seseorang yang banar-banar
bisa memenuhi ruang hatiku yang kosong,seperti hujan yang membawa sejuk, aku
berharap suatu saat aku akan menemukanya orang yang berbeda dengan Angga.
Maret
ini hujan belum berhenti turun aku tetap menemukannya, sama seperti sebelumnya,
yang berbeda aku sekarang lebih banyak menemukan teman baru di salah satu
komunitas kampusku, komunitas baru ini bukan cara agar bisa mencapai harapanku
karna aku tetap memiliki prinsip, jadi harapan itu aku simpan dahulu sampai
nanti, komunitas ini adalah cara baru ku untuk kagum dengan orang lain ya
walaupun tetap tidak bisa bersama, tak masalah bagiku asal hujan ada aku tetap
bahagia. Thanks God For Rain In March
Dan
satu lagi :
PELANGI
ITU MUNCUL SETELAH HUJAN J
By :L