Diam
Seperti menjadi sebuah
pertanyaan, awal yang sulit ketika kita ingin keluar, awal yang sulit ketika
ingin berkata, awal sulit ketika ingin memulai, semua tertulis disini. Dia
Fatir seseorang yang dapat membawa ku tertawa dalam diam, ceria dalam berbagai
keadaan. Semua bermula saat aku bertemu olehnya dalam acara pernikahan sepupu
ku. Iya, acara itu yang mempertemukan kita, perkenalan yang sebenarnya aku pun
tak tahu apakah ini sudah direncanakan sebelumnya atau memang ini pertemuan
pertama dan terjadi ketidaksengajaan dengan hasrat yang muncul menginginkan dia
untuk mengenal ku.
Dan aku gadis yang
pernah terpuruk, lelah sepertinya mengejar yang seharusnya tak ku kejar, mencoba
menghentikan semua, tapi benar seperti pendapat banyak orang penghentianku
terlalu lama, “cobalah bangkit” kata yang membuatku selalu bersemangat untuk
tersenyum tanpa suara, iya aku hanya bisa diam. Aku Sela gadis yang awalnya
penuh keceriaan, darimana asal keceriaan itu, hingga akhirnya aku lebih nyaman
menjadi si pendiam.
Semua bermula ketika
aku duduk di SMA seperti pendapat banyak orang masa SMA adalah masa yang indah,
aku mulai mengatahui jatuh cinta seperti apa dan bagaimana saat aku duduk di
bangku SMA, entah apakah masa ini terlalu lama karena baru muncul dibandingkan
dengan teman-teman ku yang lain, tapi aku tak menghiraukan itu, aku sangat
menikmati perasaan itu, perasaan yang sebenarnya aku tak bisa mendefinisikan
secara detail bagaimana dan seperti apa. Hilman orang yang ku kenal baik, murah
senyum, bersemangat dan aktif. Iya aku suka laki-laki itu. Banyak percakapan
yang aku mulai dengan nya seperti yang terjadi siang ini aku memulainya dengan
bertanya
“Hey, hilman ( dengan senyum penuh
semangat ), hari ini kita belajar kelompok bareng dirumah ku ya”
Hilman : “iya sela, kita belajar sama
siapa aja?
( Hilman berkata dengan kesibukannya
menempel beberapa foto di mading ) “
“Sama Ani, Arfa dan Rizky”
Hilman : “sama mereka ? owh ya udah (
hilman tersenyum manis )”
Aku : “iya, udah di tentuin sama Pak
Kris ( wali kelas kami ).
( aku tersenyum dan pergi meninggalkan
Hilman tanpa mau tahu apakah Hilman masih memiliki pendapat lain atau tidak )
Ani, Arfa, dan Rizky nama yang kusebut
tadi adalah teman-teman ku sama seperti Hilman seorang teman, tapi rasa
ketertarikan ku yang lebih terhadapnya membuatku jatuh cinta, tak ada yang tahu
tentang perasaan ku terhadapnya, bisa bersama dia dan beberapa sahabatku sudah
membuatku merasa senang. Aku adalah orang yang selalu bersemangat jika
menceritakan keluh kesah kepada Ani, dibanding teman-teman ku yang lain dia
selalu memberi solusi jika aku menceritakan masalahku, memberi semangat ketika
aku sedang jatuh, Ani lebih dari seorang teman dia adalha sahabat ku, tapi satu
hal yang tak pernah kusampaikan adalah aku menyukai Hilman perasaan jatuh cinta
ku tak pernah kusampaikan kepada
siapapun. Seiring berjalannya waktu kami semakin akrab satu sama lain,
aku bahagia aku lebih dekat dengan Hilman.
Dan satu ketika aku
sedang berbincang dengan Ani di kamar ku tempat favorit kami ketika kami ingin
saling bercerita sambil menonton film sambil memakan makanan ringan dan
sebagainya. Entah hari ini Ani terlihat lebih ceria di banding biasanya dia
lebih bersemangat dan saat aku sedang fokus menonton film Ani yang duduk
disebelah memanggilku
Ani : “Sela”
Aku : “iya” ( fokus menonton ku hilang
mendengar suaranya )
Ani : “ udah lama ya kita temenan sama
Hilman, Arfa, Rizky”
Aku : “iya” ( tetap mencoba fokus
menonton film )
Ani : “Menurut kamu Hilman orang nya
gimana?”
Aku : ( langsung menoleh ) “Ani kenapa
koq nanya tentang dia ? dia baik, murah senyum, semangat. Hmm,, dia laki-laki
paling baik diantara Arfa sama Rizky” ( aku tersenyum )
Ani : “Aku suka banget sama dia sel”
Kata yang terucap oleh
Ani membuat ku merasa bingung, gundah, dan kesal ini yang namanya sakit hati,
aku pun tak tahu sakit hati itu seperti apa mungkin karena ini perasaan yang
dimulai dari jatuh cinta ku yang pertama. Ani sahabatku, aku yang harusnya
memberi dukuangan terhadapnya, ini saatnya aku membalas semua kebaikan nya,
mengorbankan Hilman untuk Ani.
Aku : ( tersenyum terhadapnya ) “ cie
Ani lagi jatuh cinta, aku pasti bantu kamu koq, aku yakin Hilman pasti suka
juga sama Ani”
Sebuah kata yang
sebenarnya aku ucapkan dengan semangat yang palsu, senyum yang samar karena
semua terasa berbeda. Setelah hari itu malam tiba suara handphone ku berbunyi sebuah sms dari Hilman, aku sangat akrab
dengan Hilman itu pun menjadi salah satu faktor aku jatuh cinta terhadapnya.
Entah banyak pesan-pesan singkat yang terkirim seperi candaan dan perhatian,
dan sebagainya, hingga aku hening saat dia bertanya tentang Ani, dia bertanya
dengan pesan singkatnya yang tertulis “Ani orangnya baik yah, dia juga lucu,
seru loh temenan sama dia’’ hatiku bertanya-tanya sudah sedekat apa mereka,
mengapa aku tak pernah tahu, aku hanya bisa tarik napas ada sisi yang mengatakan
kepada ku “ini saatnya Sela membalas kebaikan Ani selama ini” dan aku pun
menjawab dengan to the point “ iya
Ani baik banget orangnya, cocok tuh sama kamu, kamu masih sendiri kan” Hilman
mebalas “ iya, aku suka sama dia”
Tuhan mereka saling
suka, mereka saling jatuh cinta, aku telah salah mencintai seseorang. Dimulai
dari hari esok mereka semakin dekat dan akrab mereka sudah menjalin hubungan.
Dan aku hanya bisa ikut bahagia dalam diam, aku bahagia padahal aku sakit, aku
tersenyum padahal aku menangis, semua rasa bercampur tapi bukan yang
sebenarnya. Hari berganti kami sudah berada di penghujung masa SMA masa indah
ini akan berakhir untuk ku, Aku tak bisa
mendefinisikan masa indah atau sebaliknya. Aku orang yang sulit untuk jatuh cinta
apa karna disebabkan oleh kejadian ini atau memang karakter ku seperti ini.
Masa SMA berakhir aku meneruskan kuliah ku ditempat yang berbeda, semenjak Ani
bersama Hilman kami sudah tak seakrab dulu, kami seperti bukan sahabat, tapi
bukan aku yang menghentikan persahatan ini, Ani yang menjauh karena sudah
memiliki Hilman.
Aku
lelah dengan segala rasa dalam hati ku dan aku ingin mengakhiri, aku tak ingin
jadi si pendiam yang tak mengungkapkan apa-apa jika tertarik dangan banyak hal,
iya laki-laki yang bernama Fatir yang kukenal di pesta pernikahan sepupuku, dia
yang mengubah dunia ku, kami berkenalan dan semakin akrab dan dia mengubah senyum
ku yang samar menjadi senyuman yang
tulus menggembirakan. Fatir sosok dengan sifat yang aku ingikan sebelumnya dan
dia hadir bersamaku, berbagi banyak hal bersamaku, aku bahagia mengakhiri semua
dengan bersama dia.
By : L
0 komentar:
Posting Komentar